Sabtu, 19 Januari 2008

BERITA
SAPRODI: PERLU SOSIALISASI PENGGUNAAN PUPUK MAJEMUK
Kompas (03/07/2006, 09:41:58)

Palembang, Kompas - Penggunaan pupuk kimia seperti urea, SP36, dan KCL secara bertahap perlu dialihkan ke pupuk majemuk yang telah mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemakaian pupuk majemuk dapat mengatasi kelangkaan pasokan dan mahalnya harga pupuk di tingkat petani.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan Trisbani Arief mengemukakan itu di sela-sela pencanangan gerakan peremajaan karet rakyat di Desa Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (30/6).

Trisbani mengatakan, Menteri Pertanian Anton Apriyantono yang hadir dalam pencanangan itu meminta agar pemakaian pupuk majemuk atau dikenal dengan pupuk NPK (ponska) mulai disosialisasikan sebagai salah satu solusi menghadapi kekurangan dan mahalnya harga pupuk di tingkat petani.

Selama ini, sebagian besar petani memakai tiga macam pupuk, yaitu urea, KCL, dan SP-36 untuk memenuhi kebutuhan nitrogen, fosfor, dan kalium di lahan mereka. Karena pasokan terbatas dan harga tak terjangkau, pupuk-pupuk itu sering tak terbeli.

Di Sumsel, misalnya, terjadi kekurangan pasokan pupuk urea bersubsidi. Kuota pupuk urea bersubsidi tahun 2006 sebanyak 136.000 ton, sedangkan kebutuhan pupuk urea berdasarkan estimasi Dinas Pertanian Sumsel mencapai 160.000 ton.

Untuk mengatasi kekurangan pupuk, petani dapat beralih ke pemanfaatan pupuk majemuk yang dijual melalui koperasi petani. Seperti pupuk urea, sebagian pupuk ponska disubsidi pemerintah menjadi Rp 1.750 per kg. Adapun untuk nonsubsidi dijual Rp 2.200-Rp 2.600 per kg. "Pemanfaatan pupuk ponska dapat menggantikan pupuk urea, KCL, dan SP-36," kata Trisbani.

Karena jumlahnya masih terbatas, distribusi pupuk ponska saat ini masih ditangani PT Pertani selaku distributor pupuk. Di Sumsel, kuota pupuk ponska bersubsidi tahun ini 3.000 ton, dari usulan penyediaan 25.000 ton.

"Jika permintaan meningkat, permintaan pupuk ponska bersubsidi akan ditingkatkan," kata Trisbani. (lkt)

Tidak ada komentar: