Sabtu, 19 Januari 2008

Petani Indramayu Jangan Panik
Pupuk Kujang Turunkan Harga Penjualan Urea

INDRAMAYU, (PR).-
PT Pupuk Kujang menurunkan harga pupuk urea dalam penjualan dari tingkat produsen ke distributor. Harga pupuk urea yang sebelumnya Rp 970.000,00 per ton, terhitung 4 November 2004 diturunkan menjadi Rp 955.000,00 per ton. Kebijakan tersebut agar harga eceran tertinggi (HET) pupuk urea bisa bertahan di tingkat Rp 1.050.000,00 per ton atau Rp 1.050,00 per kg di kios pengecer resmi.

Dengan ketentuan itu, penjualan dari produsen ke distributor menjadi Rp 955.000,00 per ton perangko gudang lini III. Sementara penjualan dari distributor ke kios pengecer lini IV Rp 1.020.000,00 per ton di lokasi kios. Sementara, penjualan dari kios ke petani tetap Rp 1.050.000,00 per ton atau Rp 1.050,00 per kg.

"Dengan telah diturunkannya harga dari tingkat produsen ke distributor, diharapkan harga beli petani dapat sesuai HET yakni Rp 1.050,00 per kg. Hanya syaratnya, petani harus membeli secara tunai dalam kemasan kantong 50 kg dan pembelian dilakukan di pengecer resmi kios," ujar Kepala Divisi Pemasaran PT Pupuk Kujang - Cikampek, Hilman Taufik, Minggu (28/11) kepada wartawan.

Menurut Hilman, distribusi pupuk sesuai SK Menperindag No. 356/tahun 2004, mata rantainya adalah produsen melaksanakan penjualan pupuk ke gudang lini III distributor, distributor melaksanakan penjualan pupuk dari gudang lini III ke pengecer dan pengecer melaksanakan penjualan langsung kepada petani. Ketentuan tersebut perlu dijaga bersama sehingga dapat mencegah terjadinya harga di atas ketentuan.

Diakui Hilman, hingga saat ini masih ditemui adanya kendala dalam pencapaian HET pupuk urea. Hal itu dimungkinkan karena adanya daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan relatif lebih tinggi dan tidak sebanding dengan HET yang ditetapkan. "Selain itu, karena masih terdapat pelaksanaan perdagangan pupuk antarpengecer besar dan kecil yang tidak dikenal dalam SK. Menperindag No. 70 maupun 356, di samping banyaknya pengecer kecil yang mengambil keuntungan yang besar karena volume penjualannya sedikit," kata Hilman Taufik

Kendala lainnya, terjadinya perembesan pupuk ke luar wilayah yang bukan peruntukannya akibat ulah pihak tertentu. Untuk itu, PT Pupuk Kujang telah melakukan kerja sama dengan Polda Jabar untuk mencegahnya. Pihak-pihak yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi administratif dan bahkan bila dianggap sangat merugikan akan dikenakan delik tindak pidana ekonomi.

Jangan panik

Menyinggung tentang kepanikan petani di Kabupaten Indramayu dengan memborong urea di kios- kios karena kekhawatiran pada saat mereka membutuhkan pupuk tidak tersedia seperti tahun-tahun sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi PT Pupuk Kujang, Arifin mengatakan, kepanikan tersebut semestinya tidak perlu terjadi. Pupuk urea cukup tersedia, baik dari sisi jumlah maupun penyebarannya. "Para petani tidak perlu panik karena pasti pupuk tersedia pada saat dibutuhkan nanti," tegasnya.

Dikatakannya, stok urea di gudang lini III Indramayu mencukupi untuk kebutuhan dua minggu ke depan. Hingga petani yang memerlukan pupuk bulan depan tidak perlu membeli sekarang karena pada saatnya akan dikeluarkan dari gudang-gudang sesuai kebutuhan.

Persediaan pupuk di seluruh Jawa Barat per tanggal 26 November 2004 sebanyak 101.127,84 ton terdiri atas stok PT Pupuk Kujang 56.309,84 ton dan stok PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) 4.418 ton. Stok urea PT Pupuk Kujang tersebut tersimpan di gudang pabrik PT Pupuk Kujang, Gudang Lini III Kabupaten, dan gudang distributor yang tersebar di 15 kabupaten/kota yang menjadi tanggung jawab PT Pupuk Kujang yang meliputi Kabupaten Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, serta Depok dan Cimahi. Sedang posisi stok khusus untuk wilayah Indramayu per tanggal 27 Nopember 2004, tersedia 6.825 ton.

Sebagaimana diberitakan "PR", memasuki masa awal musim tanam, para petani di wilayah Kabupaten Indramayu telah melakukan aksi borong pupuk dari kios-kios dan toko sarana produksi pertanian (saprodi). Akibatnya, di banyak kios dan toko saprodi mengalami kelangkaan stok barang tersebut. Aksi borong pupuk dilakukan, diduga karena petani merasa trauma dari pengalaman musim tanam tahun-tahun sebelumnya.(A-96)***sumber : Pikiran Rakyat Cyber Media

Tidak ada komentar: